Kamis, 03 Juli 2014

Konsep Industri Mikro dan Indikator Pencapaian

§ Accessible
Menurut Black (1981) Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi. Menurut Magribi bahwa aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem (Magribi, 1999).
Tingkat aksesibilitas dapat dilihat dari banyak sedikitnya jaringan yang tersedia. Semakin banyak jaringan semakin mudah aksesibilitasnya. Selain itu tingkat aksesibilitas diukur berdasarkan ketersediaan jaringan jalan, jumlah alat transportasi, panjang, lebar, dan kualitas jalan. Aksesibilitas ini diharapkan dapat mengatasi beberapa hambatan mobilitas, misalnya dalam kawasan perindustrian kemudahan aksesibilitas dapat dilihat dari jaringan yang menghubungkan dengan tempat distribusi. Kemudahan aksesibilitas dari kawasan permukiman ke kawasan industri. Faktor yang mempengaruhi fungsi rendahnya aksesibilitas adalah topografi, morfologi, dan laut.
Kawasan industri ini terletak di lokasi strategis yang dilewati jalan menuju pelabuhan, topografinya juga datar. Letak kawasan ini juga berada di tengah-tengah industri kedua industri lainnya. Sehingga kawasan ini memiliki potensi kemudahan aksesibilitas dalam mendistribusikan hasil produksi ke pelabuhan maupun menuju permukiman karena jalannya yang lebar dan kualitas yang baik.


§ Eco-Balance
   Eco balance merupakan penurunan dari Konsep Eco Industrial Park (EIP), yang selanjutnya disebut Kawasan Industri Ramah Lingkungan (KIRL) merupakan suatu pendekatan yang mengintegrasikan kegiatan bisnis dan pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan kinerja kawasan industri dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. EIP didefinisikan sebagai pemusatan komunitas industri dan jasa dalam suatu kawasan, yang saling bekerjasama dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya (informasi, energi, air, bahan baku, infrastruktur  dan lingkungan) untuk meningkatkan kinerja lingkungan, ekonomi, dan sosial (Lowe, 2001).Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan makhluk hidup dengan komponen sekitarnya. Konsep-konsep ekologi yang 

    biasa diterapkan pada pembangunan adalah konsep pembangunan yang ramah lingkungan. Pembangunan kawasan industri biasanya tidak lagi memperhatikan kelestarian lingkungan karena para pengusaha lebih mementingkan profit oriented dengan memaksimalkan pembangunan sehingga tidak ada lagi ruang terbuka hijau, selain itu pencemaran limbah dan polusi tidak di perhatikan. Selain itu pengembangan kawasan industri akan meningkatkan pertumbuhan pembangunan yang tidak terkendali. Maka dalam pengembangan kawasan industri ini akan diterapkan konsep keseimbangan lingkungan seperti dengan pembuatan greenbelt berupa hutan kota sehingga dapat mencegah ekspansi lahan pertanian, penerapan pengelolaan limbah ramah lingkungan, menggunakan teknologi tinggi untuk mengurangi polusi udara yang diakibatkan produksi kayu lapis.

Indikator pada pencapaian konsep Accessible Eco-Balance Industrial Centre adalah tercapainya beberapa penerapan prinsip dari smart growth. Terdapat 6 indikator dari prinsip yang akan dicapai adalah sebagai berikut.
1.   Mixed Land Uses
·      Terciptanya tata letak pabrik, gudang, dan kebutuhan ruang industri lainnya secara berdekatan.
2.   Compact Building Design
·      Terciptanya efisiensi penggunaan lahan
·      Terciptanya efisiensi penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan industri.
3.    Walkable Neighborhood
·      Terciptanya landuse antar fungsi yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
·      Tersedianya infrastruktur aman yang mendukung pejalan kaki (pedestrian ways) yang aman dan nyaman.
4.   Preserve Open Space and Natural Beauty
·      Terciptanya hutan mangrove di sekitar pantai untuk menanggulang rob dan abrasi
·      Terciptanya greenbelt berupa hutan kota sebagai barrier kawasan industri dan mengendalikan ekspansi lahan.
·      Terciptanya pengelolaan limbah dan sampah yang ramah lingkungan.
·      Tersedianya sistem pepohonan dan tata hijau di pedestrian ways
5.   Multiple Transportation Options
·      Tersedianya titik pergantian moda berupa halte
·      Terciptanya sistem transportasi massal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
·      Terciptanya kemudahan distribusi bagi industri melalui jalur darat, laut, maupun kereta api
6.   Cost Effectiveness
·      Terciptanya pembiayaan yang optimal dalam pembangunan kawasan industri.

0 komentar:

Posting Komentar